Bukan sembarang sambal
Sambal Cibiuk bukan sembarang sambal. Selain punya nilai sejarah, rasanya juga wow...! Unik dan Segar, tanpa jejak rasa panas di mulut. Dari kisah turun-temurun, seperti yang diceritakan sambal Cibiuk adalah warisan dari Sheikh Jafar Sidik, tokoh yang selalu dikaitkan dengan kisah Wali Songo karena menyebarkan agama Islam di Garut pada abad ke-18.
Sambal yang Kekal Dalam Ingatan
Antara variasi sambal yang disediakan disini ialah sambal asli Cibiuk hijau, sambal asli Cibiuk merah, dan sambal Ceurik yang rasanya ekstra pedas. Sambal hijau, yang menjadi Top Favorite pelanggan, dibuat dari tomat hijau dan cabai rawit hijau. Selepas mencicipi keenakan sambal di sini para pelanggan akan selalu teringat keunikannya dan pastinya mau menikmatinya semua..
Sambel Cibiuk serupakan salah satu sambel Khas orang Cibiuk dan memiliki ciri yang unik dan sangat berbeda dari jenis sambel pada umumnya, baik warna, bahan baku, dan cara membuat maupun penyajiannya. Oleh sebab itu rasa Sambal Cibiuk memang lain daripada yang lain.
Sambal dan Teh Tawar Gratis
Silakan datang ke Rumah Makan Cibiuk dan dapatkan aneka Sambal dari teh tawar gratis dengan membawa keluarga, saudara, rekan kerja beserta teman dan nikmati kelezatan hidangannya termasuk masakan Gurame dan Gepuknya.
Sejarah Sambal Cibiuk
Sejarah Sambal Cibiuk
Sunan Haruman adalah sebutan atau gelar untuk Syekh Jafar Sidik, penyebar dan pengajar Islam di utara Garut, pada abad 18, disebut juga embah wali, karena kedudukannya sejajar dengan para wali penyebar agama Islam lainnya, baik di Jawa Barat maupun pulau Jawa. Disebut Sunan Haruman, karena makamnya terletak di sebuah bukit kecil di lembah Gunung Haruman. Masuk wilayah administratif Desa Cipareuan, Kecamatan Cibiuk, Kab. Garut. Embah Wali Jafar Sidik hidup sejaman dengan Syekh Abdul Muhyi, Pamijahan, Kab. Tasikmalaya. Bahkan konon “saguru saelmu”.
Salah satu warisan paling Fenomenal dari Wali Jafar Sidik adalah “Sambel” (sambal).Pembuat pertama “Sambel Cibiuk” adalah salah seorang putri dari Wali Jafar Sidik yaitu Eyang Fatimah, resepnya dari dakwah agama Embah Wali, yang mengutip ayat Quran, S.Al-Maidah 2, berbunyi ta-awanu alal birri wat taqwa. yang artinya Bekerjasamalah dalam kebajikan dan taqwa. Oleh Eyang Fatimah diimplementasikan dalam wujud “sambel”. Sebab “sambel” merupkan salah satu kerja sama dalam kebajikan. Cabai rawit, terasi, bawang, tomat, gula, kemangi, dan bumbu lain, disatupadukan (kerjasama) hingga menimbulkan kenikmatan. Kenikmatan makan dengan “sambel” inilah yang berujung kepada taqwa.
Sambel Cibiuk serupakan salah satu sambel Khas orang Cibiuk dan memiliki ciri yang unik dan sangat berbeda dari jenis sambel pada umumnya, baik warna, bahan baku, dan cara membuat maupun penyajiannya. Meskipun rasanya pedas tetapi tidak meninggalkan panas di mulut, semakin pedas rasanya semakin nikmat untuk dicoel”.Oleh sebab itu rasa Sambal Cibiuk-pun lain daripada yang lain.
Kelezatan Sambel Cibiuk memang cukup legendaris. Karena itu, jika orang berkunjung ke Cibiuk, belum lengkap rasanya jika tak mencicipi sambalnya.